Dengan selesainya pembangunan Gedung Javanologi, saya berharap agar dari tempat inilah akan lahir kajian-kajian dan gagasan-gagasan yang inovatif dan produktif hasil karya dosen dan mahasiswa tentang pengembangan kebudayaan jawa, melalui kegiatan tri dharma perguruan tingginya.
Prof Jamal mengatangan, Ide menggabungkan acara soft launching pembangunan Gedung Javanologi dengan Orasi kebangsaan ini, semata-mata dimaksudkan untuk mengingatkan kita bahwa Pancasila juga merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa Indonesia, yang berintikan semangat gotong royong dan kebersamaan di atas keberagaman yang harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Kita sebagai civitas akademika UNS akan merasa bangga, jika Gedung Javanologi dalam pemanfaatanya nanti, mampu memberikan dukungan yang maksimal terhadap upaya mengaktulialisasikan nilai-nilai tradisi budaya nasional, khususnya budaya jawa sebagai bagian dari kearifan lokal untuk memantapkan jatidiri bangsa Indonesia.
Jika hal ini terjadi, saya percaya bahwa nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia akan tetap kekal abadi, seperti halnya Pancasila. Oleh karena itu komitmen dan semangat untuk membumikan kembali Pancasila adalah hal yang harus dilakukan oleh siapa saja, khususnya bagi mereka yang mengaku sebagai bangsa Indonesia, demi kepentingan ketahanan nasional.
Prof Jamal mengatakan, berbicara tentang ketahanan nasional, tentu kita tidak dapat melupakan begitu saja aspek sosial budaya dimana kondisi obyektif masyarakat Indonesia adalah multikultural yang diakui sebagai salah satu faktor kekuatan ketahanan kita. Sehingga tidak salah apabila basis ketahanan nasional Indonesia sesungguhnya adalah pluralitas multikulturalisme.
Rektor mengatakan, saat ini, semangat demokratisasi yang menjelma dalam gerakan reformasi telah melahirkan nilai-nilai kebebasan yang kadang kering dari spiritualitas nilai moral dan etika. Sehingga pada akhirnya menjalar menjadi krisis sosio kultural bangsa Indonesia. Krisis budaya yang meluas di kalangan masyarakat saat ini bisa disaksikan dalam berbagai bentuk, seperti terjadi distorsi dan disorientasi nilai. Disorientasi bermakna bahwa masyarakat telah kehilangan arah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, akibat semakin lepas dari nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman, pegangan dan pandangan hidup. Berbagai tantangan ini jika tak segera diatasi dalam akumulasi waktu akan bisa merongrong ketahanan nasional bangsa dan negara Indonesia.
Ketahanan nasional pada akhirnya harus dibangun di atas akar kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Untuk itu ideologi Pancasila sangat dibutuhkan, apalagi dengan mempertimbangkan postur Indonesia yang berupa negara kepulauan, pluralistik dan berada pada posisi silang dunia. Ideologi Pancasila menempati posisi sebagai Value Devence dalam kerangka Main Security Policy untuk menghadapi bahaya dari luar yang berupa kedaulatan, integritas teritorial dan kemerdekaan politik. Sekali lagi, mari kita jaga dan rawat kebhinekaan kita untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.
Prof Jamal mengemukakan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah memberikan bantuan pendanaan, sehingga bangunan Gedung Javanologi UNS “Raden Ngabehi Ronggowarsito” berlantai 4 dapat selesai 100% dan fungsional. Ucapan terimakasih juga perlu saya sampaikan kepada Bp. Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia, yang telah berkenan hadir dan sekaligus menyampaikan orasi kebangsaan.