• Jelajahi

    Copyright © Liputan Jateng
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Tingkatkan Kemampuan Dosen, Kemendiktisaintek dan UMS Gelar Pelatihan Penulisan Paten

    Last Updated 2025-09-03T08:41:55Z

     






    SOLO - Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan (DHK), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten (PDPP). Pelatihan digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan mulai 2-4 September 2025. 


    Kasubdit Riset dan Sentra Kekayaan Intelektual (KI) Direktorat Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Publikasi, dan Sentra KI UMS Prof. Dr. Ambarwati, S.Pd., M.Si. menjelaskan PDPP bertujuan untuk melatih kemampuan dosen dalam menulis deskripsi permohonan paten.


    “Materinya tentang metode penulisan dokumen spesifik paten, sistem administrasi dan tata cara permohonan paten, kemudian penelusuran informasi paten,” ungkap Ambar, Rabu (3/9/2025).


    Ambar menambahkan, acara tersebut diikuti 58 dosen dari 25 kampus di Provinsi Jawa Tengah. Sebanyak 10 dosen di antaranya merupakan dosen UMS. 


    Program PDPP, lanjutnya, merupakan program nasional yang digelar di sejumlah kota di Indonesia. Mulai dari Yogyakarta, Surakarta, Makassar, dan akan dilanjutkan di Pontianak. Peserta yang lolos seleksi program PDPP berhak mengikuti pelatihan di kota host terdekat.


    Ambar berharap program PDPP dapat memberikan wawasan kepada para dosen mengenai strategi meraih hak paten. Ia juga berharap deskripsi paten para dosen, khususnya dosen UMS, dapat lolos ke tahap selanjutnya.


    “Deskripsi paten dari dosen-dosen UMS ini semoga nanti bisa lolos. Sehingga mendapatkan pendanaan untuk pendaftaran dan pemeriksaan substansi dari DHK,” harap dosen Pendidikan Biologi UMS itu.


    Wakil Rektor V UMS Prof. Supriyono, S.T., M.T., Ph.D. saat memberikan sambutan dalam pelatihan PDPP 2025 di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS. Foto: Ist. 


    Wakil Rektor V UMS Prof. Supriyono, S.T., M.T., Ph.D. menyambut baik program PPDP. Menurutnya, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk meraih hak paten. Mulai dari penelusuran paten, hingga pengajuan permohonan paten. Hal ini membuat dosen harus jeli melihat setiap persyaratan pengajuan paten.


    Supriyono juga menekankan pentingnya kepemilikan paten bagi dosen. “Itu kan salah satu bentuk perlindungan bagi invensi karya inventor. Ketika hasil penelitiannya sudah mendapatkan paten, diharapkan tidak terjadi sengketa di belakangnya,” jelasnya.


    Acara tersebut juga mendapat sambutan positif dari para peserta. Salah satunya adalah dosen dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Arifin Wibisono, yang mengaku program PDPP sangat mendukung penelitiannya. Ia menyebut hak paten sangat penting untuk memberikan kejelasan kekayaan intelektual karya yang dihasilkan para peneliti.


    “Pengalaman cukup berkesan untuk mengikuti kegiatan penulisan paten. Ternyata tidak semudah itu meraih hak paten. Sebagai penulis baru, saya harus memahami apakah ada invensi yang tidak boleh serupa dengan invensi yang sudah ada,” katanya. 


    Dosen muda berusia 30 tahun itu berharap inovasi dari dosen di Indonesia segera mendapatkan payung hukum melalui hak paten. Ia juga berharap proses hak paten yang memakan waktu hingga lima tahun dapat dipercepat. Percepatan ini penting untuk memastikan peneliti mendapatkan hak paten dan menghindari sengketa di kemudian hari. 

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Tingkatkan Kemampuan Dosen, Kemendiktisaintek dan UMS Gelar Pelatihan Penulisan Paten

    Terkini